Pendidikan yang membuat orang makin paham sesuatu hal mesti membuat orang semakin sejahtera. Catatan ini juga berlaku bagi pemahaman tentang pengelolaan keuangan sebagaimana menjadi sasaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengadakan edukasi pemahaman keuangan atau literasi di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, Palu, pada pekan lalu.
OJK mencatat sampai dengan akhir 2013, literasi keuangan di Indonesia baru mencakup angka 21,84 persen. Hal itu berarti masih banyak rakyat Indonesia belum paham ihwal pengelolaan keuangan termasuk pemanfaatan produk-produk pengelolaan keuangan semisal perbankan dan asuransi.
Proses pemahaman di Palu menyasar ibu rumah tangga. Dalam hal ini, kebijakan OJK ini diwujudkan oleh PT Asuransi Jiwa BRIngin Life. Perhelatan itu sendiri bertajuk seminar dan ekspo literasi keuangan di Convention Hall Hotel Mercure Palu.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BRIngin Life Nandi H. Hamaki melalui kegiatan ini pengetahuan masyarakat terkait pengelolaan keuangan makin meningkat. Sekaligus di kesempatan ini pula, masyarakat dapat memilih Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang dianggap terbaik saat yang bersangkutan membutuhkannya.
Pada pameran ini, selain BRIngin Life ikut serta pula LJK reksadana, pasar modal, perusahaan pembiayaan, dana pensiun, bank perkreditan rakyat (BPR), Pegadaian, Bank Rakyat Indonesia, Pegadaian, Bank Sulteng dan OJK.
Pada literasi itu, BRIngin Life menghadirkan 400 orang peserta dari delapan kecamatan yang ada di Kota Palu. Prioritas undangan adalah para ibu rumah tangga dari setiap kecamatan sebanyak 35 orang. Peserta tersebut ditambah lagi dengan masyarakat umum. Dengan demikian, masyarakat dapat memahami manfaat dan jasa keuangan secara optimal.
sumber: KOMPAS.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar